Selamat Datang di fiqyud.blogspot.com , semoga informasi ini berguna bagi anda. jangan lupa berkunjung kesini lagi ya..

Kamis, 29 Oktober 2009

Senam Ringankan Nyeri Lutut


OSTEOARTRITIS (OA) lutut termasuk salah satu keluarga besar penyakit artritis (rematik) yang paling sering terjadi. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, 40 persen penduduk dunia yang berusia di atas 70 tahun menderita osteoartritis lutut. Di antara jumlah tersebut, 80 persen mengalami keterbatasan gerak.

Menurut dr Nunung Nugroho SpRM MARS, spesialis rehabilitasi medik RS PHC, OA mengakibatkan sendi lutut kaku pada pagi, bengkak, dan kadang menjadi nyeri hebat saat digerakkan. Beragam gangguan itulah yang membatasi gerak sendi.

Rasa nyeri yang muncul pada OA disebabkan terjadinya kerusakan sendi. Direktur medik RS PHC tersebut mengatakan, kerusakan sendi diawali kerusakan tulang rawan sendi yang diikuti pertumbuhan osteofit (tulang rawan sendi), penebalan tulang subchondrial, dan kerusakan ligamen. Yang termasuk faktor risiko OA, antara lain, kegemukan, olahraga yang banyak melompat, penyakit hormonal, dan trauma.

Penanganan nyeri sendi pada OA dimulai dari hal sederhana. Misalnya, mengistirahatkan sendi untuk sementara. Bila gejala akut, lakukan kompres es (icing) selama 15-20 menit pada lutut yang sakit. Kompres bisa diulang setiap 4-6 jam. Beberapa obat penghilang nyeri, seperti nonsteroid anti-inflamation drug (obat antiinflamasi nonsteroid), dapat diberikan secara temporer. Suplemen untuk sendi, seperti glucosamine hydrochloride dan khondroitin sulfat, dapat diberikan untuk membantu memperbaiki sendi yang sakit.

Terapi fisik membantu pemulihan setelah masa akut lewat. Salah satu implementasinya adalah senam ringan untuk meregangkan dan memperkuat otot-otot penyangga sendi yang rusak. ''Bila otot penyangga sendi menguat, nyeri sendi akan berkurang,'' terang Nunung.

Meski yang menjadi fokus adalah sendi lutut, senam itu juga melatih otot area lain yang berhubungan dengan otot di wilayah sendi lutut. Misalnya, otot paha depan dan paha belakang.

Terapi fisik bisa juga berupa olahraga ringan lain, seperti bersepeda atau berenang. ''Berjalan juga boleh. Syaratnya, pilih alas kaki yang pas sehingga tidak melukai lutut,'' saran Nunung.

Pemberian alat bantu, seperti korset, brace, atau tongkat, dapat mencegah kerusakan sendi lebih lanjut. ''Bagi yang kegemukan, sebaiknya imbangi dengan mengurangi berat badan.''

Senam ini ada yang menggunakan bantuan alat pemberat dan kain. Pemberat digunakan untuk latihan penguatan tonus otot pada sendi lutut yang melemah. Jika otot menguat, sendi lutut akan lebih stabil sehingga rasa nyeri berkurang. Pemberat tersebut dapat ditemukan di toko yang menjual peralatan medis.

''Jika tidak ada, dapat diakali dengan menggunakan plastik yang sudah diisi kacang hijau atau pasir seberat 1 kg,'' ujar Juni fisioterapis RS PHC. Sedangkan, kain berguna sebagai alat peregangan.

Gerakan: 1
Bebat engkel kaki yang nyeri dengan pemberat. Angkat tungkai hingga lutut
membentuk sudut 90 derajat. Tahan 6 detik. Kembali ke posisi semula. Ulangi hingga
8 kali. Gunakan bantuan kursi sebagai pegangan.

Gerakan :2
Berdiri tegak. Angkat kaki yang nyeri ke atas bangku pendek. Dorong lutut
perlahan-lahan ke depan hingga otot paha terasa berkontraksi. Tahan 6 detik. Kembali ke posisi semula. Ulangi 8 kali.

Gerakan: 3
Duduk di kursi. Bebat kaki yang nyeri dengan pemberat. Angkat kaki hingga lurus ke
depan. Tahan 6 detik. Kembali ke posisi semula. Ulangi 8 kali.

Gerakan: 4
Duduk di kursi. Dorong kaki yang nyeri perlahan-lahan ke belakang. Saat mendorong,
rasakan otot paha berkontraksi. Tahan 6 detik. Kembali ke posisi semula. Ulangi
hingga 8 kali.

Gerakan: 5
Berdiri tegak di atas kain, lutut sedikit ditekuk, tubuh tegak, pandangan ke depan.
Lalu, tarik kain ke atas, posisi kaki tetap menekuk. Rasakan otot kedua paha
berkontraksi. Tahan 6 detik. Kembali ke posisi semula. Ulangi 8 kali.

Gerakan: 6
Duduk di atas matras. Ganjal lutut yang nyeri dengan handuk, lalu kontraksikan otot
paha. Tahan 6 detik. Kembali ke posisi semula. Ulangi 8 kali.

Gerakan: 7
Tidur terlentang. Tekuk kedua kaki, lalu secara bergantian kaki dientakkan ke atas
seperti menendang bola. Lakukan 8 hitungan.
» Read more → Senam Ringankan Nyeri Lutut

Kamis, 08 Oktober 2009

Cinta tak terbalas RI-timteng


GEMPA yang mengguncang Padang, Sumatera Barat, pada 30 September 2009 telah meninggalkan banyak korban jiwa. Menurut data PBB, jumlah yang meninggal telah mencapai 1.100 orang. Sementara itu, menurut data pemerintah Indonesia, korban jiwa berkisar 605 orang dan korban hilang 960 orang.

Kerusakan dan korban jiwa akibat gempa bumi, khususnya yang terjadi di Padang, telah mengetuk banyak negara untuk segera mengirimkan bantuan. Negara-negara tersebut, antara lain, Singapura, Rusia, Jepang, Australia, Denmark, dan Amerika Serikat.

Dalam hal bantuan dari negara asing itu, yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa negara-negara di kawasan Timur Tengah (Timteng) kurang proaktif dalam memberikan bantuan terhadap bencana gempa bumi di Padang? Pertanyaan tersebut sangat menarik untuk kita diskusikan karena hubungan Indonesia dan negara-negara di Timur Tengah memiliki sejarah panjang, baik di level keagamaan maupun budaya.

Definisi mengenai Timur Tengah sebetulnya sangat mudah untuk diperdebatkan (debatable). Hal itu terjadi karena definisi mengenai Timur Tengah bermakna politik dan keamanan karena digunakan Inggris sebelum Perang Dunia I dalam menyebarkan pengaruhnya dan simplifikasi wilayah sesuai dengan parameter Inggris.

Negara-negara yang masuk kategori wilayah Timur Tengah adalah Bahrain, Siprus, Mesir, Turki, Iran, Iraq, Israel, Jordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, Arab Saudi, Syriah, Uni Emirat Arab, Yaman, dan Palestina. Negara-negara tersebut dianggap memiliki dimensi penting, baik secara agama, wilayah, maupun bahasa.

Gempa di Padang memberikan catatan kepada kita bahwa ikatan emosional antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Timur Tengah kurang kuat. Hal itu bisa dilihat dari kurang sensitifnya negara-negara di wilayah Timur Tengah dalam mengulurkan bantuan kemanusiaan ke korban gempa, baik di Jogjakarta maupun Padang.

Negara Timur Tengah yang sudah mengirimkan bantuan ke Padang hanyalah Uni Emirat Arab (UEA). Fenomena tersebut tentu kurang representatif jika dibandingkan dengan banyaknya negara di Timur Tengah. Hal itu tentu memberikan sinyal kepada kita bahwa ada yang tidak beres dalam hubungan antara Indonesia dan negara-negara di Timur Tengah.Indonesia dan negara-negara Timur Tengah sebetulnya memiliki ikatan emosional yang kuat. Hal tersebut terkait dengan posisi Mesir di era Gamal Abdul Nasser yang merupakan negara pertama di Timur Tengah yang mengakui kemerdekaan Indonesia pascalepas dari Jepang. Hubungan Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah mengalami pasang surut seiring dinamika politik dan keamanan di dunia internasional dengan munculnya dua blok, yakni blok Barat (AS) dan blok Timur (Uni Soviet).

Dalam perjalanan sejarahnya, pemerintahan Soeharto lebih merapat ke Barat dan mengambil posisi kebijakan luar negeri yang lebih mendekat ke AS dan Eropa. Fenomena tersebut menjadikan hubungan Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah menjadi kurang harmonis.

Hal yang sama dilakukan negara-negara Timur Tengah terhadap Indonesia. Negara-negara Timur Tengah menganggap Indonesia bukan negara tujuan utama dalam kebijakan politik luar negeri sehingga mengakibatkan banyak investasi negara-negara Timur Tengah yang dimasukkan ke AS dan negara-negara Eropa.

Pascareformasi mulai era Gus Dur sampai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Indonesia menunjukkan keinginan untuk merajut hubungan yang baik dengan negara-negara Timur Tengah seperti Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar. Tetapi, kunjungan kenegaraan, mulai pemerintahan Gus Dur sampai SBY, hanya mendapatkan janji-janji manis dari negara-negara tersebut.

Fenomena itu kemudian berdampak pada kurang pedulinya negara-negara Timur Tengah untuk mengulurkan bantuan bagi korban bencana di Indonesia. Masalah gempa Jogjakarta dan Padang membuktikan bahwa yang kali pertama memberikan bantuan bukan negara Timur Tengah, tetapi Eropa, Jepang, Singapura, dan Australia.Timur Tengah dalam organisasi Departemen Luar Negeri (Deplu) tidak berdiri sendiri, tetapi dalam satu naungan dengan wilayah Asia Pasifik dan Afrika. Hal itu mengindikasikan bahwa Timur Tengah tidak menjadi prioritas kebijakan dalam politik luar negeri Indonesia. Hal tersebut berdampak pada jumlah KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Timur Tengah.

Pemerintah Indonesia hanya memiliki 16 kedutaan di Timur Tengah. Mesir dan Arab Saudi menjadi KBRI kelas satu yang dibuktikan dengan penempatan DCM (deputy chief of the mission). Sementara untuk yang lain, hanya ada duta besar dengan lima sampai enam pejabat diplomatik. Untuk konsulat jenderal, Indonesia hanya menempatkannya di Jeddah dan Dubai.

Hal itu tentu berbeda dengan perlakuan Indonesia terhadap AS. Selain satu KBRI di Washingthon, Indonesia menempatkan konjen di Los Angeles, New York, San Francisco, Houston, dan Chicago.

Fenomena cinta tak terbalas dan struktur di Deplu yang menempatkan Timur Tengah sebagai ''kelas kedua" mengakibatkan renggangnya hubungan antara Indonesia dan negara-negara di Timur. Hal itu berdampak pada minimnya bantuan negara-negara Timur Tengah untuk korban bencana di Indonesia, khususnya gempa bumi di Jogjakarta dan Padang.
» Read more → Cinta tak terbalas RI-timteng